Tuesday, August 23, 2011

D'Journey of Cikarang-Bandung-Jatinangor...... Sebuah catatan


Beberapa waktu kemarin saya menyempatkan diri untuk pergi ke bandung dan jatinangor untuk menuntaskan beberapa urusan yang belum terselesaikan di kampus, kesempatan itu saya gunakan juga untuk menyegarkan pikiran dari penatnya diri yang terikat dalam suasana kerja dan ambisi. Saat itu, saya sangat menikmati perjalanan, hamper tak berkedip rasanya ketika bus yang kala itu saya tumpangi melintasi tol cipularang yang menembus perbukitan yang menjulang dan hamparan hijau kebun the yang luas, saat yang betul betul sangat saya nikmati.

Mentari tampak belum hendak singgah ke barat ketika kaki saya menginjak terminal leuwipanjang, atmosfir yang sudah lama tidak saya rasakan bagai singgah kemari seperti deja-vu yang mencolek nakal, sensasi bandung memang luar biasa saat itu, ah…. Saya memang sangat merindukan kota ini.

Tujuan saya sebenarnya hendak ke Cibiru yang seharusnya bias ditempuh dengan hanya sekali lagi naik bus Damri dari leuwipanjang, tetapi saya memutuskan menggali semua kenangan kenangan lama yang tersimpan di kota ini dengan menempuh rute yang memutar, yaitu melewati Dago, Dipati ukur hingga Jatinangor,

Dengan sigap saya menaiki Damri jurusan Dago-Leuwipanjang yang kebetulan memang sudah menderu bersiap untuk berangkat, dan perjalananpun dimulai. Mata saya tersegarkan dengan pemandangan Kota Bandung sore hari, Daerah Dago masih tetap hingar dengan bingarnya plat B meskipun akhir pekan belum menyapa. Dan jalanan seputar BEC-BIP masih tetap macet dikala sore hari.

Pandangan saya semakin menajam ketika mendekati kawasan Dago4, di Kampus kumuh inilah saya sempat menuntut ilmu dari beberapa mata kuliah yang mengharuskan saya untuk mengikuti kuliah di gedung ini, seakan terulang kembali masa masa dimana saya dan teman teman satu KBK seminggu sekali bertandang ke kampus ini seperti rombongan, dan tak jarang kita menghabiskan sore selepas kuliah untuk setidaknya ‘mencuci’ mata di pusat perbelanjaan yang terletak tidak jauh dari sana.

Siluet itu sedikit memuram ketika bis yang saya tumpangi mendekati kawasan dago-RS Borromeous, saya berdiri dan menghentikan laju bus ini, untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Dipati Ukur dengan berjalan kaki melewati jalan tembus yang melewati RS Borromeous, langkah saya sedikit tercekat rasanya ketika melewati Jalan kecil ini, masih segar di ingatan ketika saya sering melewati jalan ini untuk menuju ke Kampus sebelah demi menyelesaikan skripsi, saat itu memang penuh perjuangan bagi saya, biar hujan ataupun panas saya tetap melewati jalan ini, bahkan jalan ini menjadi saksi ketika saya terseok seok melangkah dengan mata bengkak dan air mata masih menggenang di pelupuk mata, saat yang berat……

Matahari semakin jingga ketika saya sampai di kawasan Unpad Dipati Ukur, suasana tampak lebih sepi dari terakhir kali saya menjejakkan kaki disana, ah…. Tentu saja, ini masih suasana liburan menjelang semester pendek. Kampus megah ini juga turut memberikan warna indah di masa masa itu, masih sangat jelas saya merasakan euphoria hari wisuda, dimana lagu ‘Unpad Bersatu’ secara tiba tiba menggaung diiringi gelembung gelembung sabun yang serempak menghiasi suasana indah itu, moment yang sampai saat ini masih bergerak secara slow motion dalam kenangan.

Halte Damri depan kampus ini masih seperti dulu, dudukannya masih seperti ketika saya duduk terpaku disana menatap kosong dan putus asa setahun yang lalu, hmm… ternyata belum ada Bis Damri DU-Jatinangor yang terhenti disiana, atau mungkin waktu sudah terlalu sore sehingga saya tidak berhasil mendapatkan Damri terakhir sore itu. Tapi masih ada beberapa orang yang menunggu disana dan tidak menghiraukan para supir angkot yang berhenti sambil menawarkan rute borongan ke Jatinangor,

Saya duduk di tempat yang sama seperti setahun kemarin, menatap kedepan namun tidak sekosong setahun kemarin. Suasananya sedikit berbeda, tapi tetap hangat. Selang beberapa menit kemudian, ternyata masih ada Bis Damri yang bertugas, saya bangkit berdiri menyongsong Bis tersebut, begitu pula dengan orang orang yang sedari tadi menunggu kedatangan bis ini.

Setelah sedikit berjuang melewati kerumunan orang yang berebut memasuki bis ini akhirnya saya berhasil masuk dan mendapatkan tempat di kursi yang cukup nyaman meskipun sempit, perjalanan ke Jatinangor dimulai.

Rute Bis DU-Jatinangor masih seperti dulu, masih macet dan dihiasi jalanan yang rusak dan berlubang di beberapa area, tapi hal hal itu tidak mengurangi nikmatnya perjalanan kali itu, sambil mendengarkan lagu-lagu yang playlistnya sengaja saya atur sehingga musik musik yang dimainkannya adalah lagu lagu lama yang biasa saya dengarkan ketika saya menaiki bis jalur ini.

Hari sudah gelap ketika bis Damri DU-Jatinangor yang saya tumpangi memasuki perlintasan Tol Moh.Toha-Cileunyi. Saat itu mungkin saya tidak bias menatap hijaunya hamparan padi yang terbentang hingga jauh, tetapi cahaya ribuan lampu yang tersebar membuat suatu simfoni yang tidak kalh indah dibandingkan saat terang di saat siang, rasa itu masih ada ternyata, kenangan melemparkan saya jauh ke saat saat lalu ketika sambil duduk menikmati perjalanan di jalur yang sama, terdiam dan memikirkan seseorang yang –pada saat itu- sempat mampir di hati saya, siluet bayangan diapun kembali melangkah di depan mata rasanya…. Ah kenangan ini….

Bersambung.....

August 2, 2010 at 2:20am

No comments:

Post a Comment