Monday, September 10, 2012

Oh berat badanku yang labil......

Kadang saya benci tubuh saya.... rasanya makan ngaco sedikit kok tubuh saya rasanya mudah sekali mengembang... jarum timbangan dengan gampangnya naik kelangit... baru beberapa bulan yang lalu saya merasa agak kurusan, kemidian saya lepas dier dan DUARRRR...! Berat badan saya naik lagi.... enggak tanggung tanggung bisa sampai kembali ke angka digit 8puluhan..... sedih rasanya....

Dulu saya sempat merasakan jadi orang yang sangat gendut, berat tubuh saya mencapai lebih dari satu kintal, berasa karung beras berjalan....

Kemudian karena saya jatuh cinta, saya bisa turun hingga puluhan kilo ke titik yang lumayan kurus dan sampai ke digit 60kiloan....

Kemudian setelah lulus kuliah dan diterima kerja berat badan saya bagaikan yoyo yang naik turun naik turun dengan tidak karuan, kadang bisa jadi tembem lagi, dan kemudian jadi tirus lagi.... 70an trus 80an lagi... trus 70lagi... eh malah muncrat ke 80 lagi sekarang.....

Jadinya poto poto saya bisa berbeda beda di tiap bulan....

Ukuran bajupun jadi beda beda di tiap periode.... bisa kesempitan eh beberapa lama kemudian malah jadi longgar.... Dan kurusan itu buat saya merasa lebih tampan hehehhe.... mari mulai diet dan olah raga lagi



Sunday, September 9, 2012

Ya walaupun boros.... ya sudahlah

dan... saya membeli gadget baru lagi... walaupun harganya tidak terlalu mahal seperti gadget gadget sebelumnya yang saya tetapi saya akui jika saya menjadi boros sekali belakangan ini... padahal sebelumnya saya berrencana untuk membeli seperangkat cpu komputer dan karena saya membeli gadget ini, maka saya terpaksa harus memundurkan jangka waktu membeli komputer itu, oh iya... komputer juga termasuk gadget yak heuheu.....

Tapi ya sudahlah.... lagipula gadget ini bagus dan sesuai dengan harga yang saya bayarkan, bahkan sekarang saya menulis postingan blog ini dengan menggunakan gadget baru saya ini....

Cukup puas juga saya dengan kinerja gadget ini..... ya walaupun boros, ya sudahlah

Wednesday, September 5, 2012

Hampa itu tidak enak....

masih ada 15 menit lagi sebelum jam pulang kantar, saya hendak menggunakan waktu yang sedikit ini untuk sedikit menulis...

apakah saya masih merasa galau? hmmm.... mungkin... prinsip 'go with the flow'  sama sekali bukan jadi palsafah utama saya, segala sesuatu selalu melewati proses berpikir, saya tidak suka terlalu pasrah dan mengikuti arus, sekalipun saya pasrah, selalu ada pemikiran dan perhitungan yang sebelumnya telah dilakukan

dan untuk yang satu ini.... saya tidak bisa go with the flow, saya belum menulis disini lagi sejak 2 bulan yang lalu, dan dari 2 bulan ini banyak yang terjadi diantara kita, sempat ada konflik yang berujung kita sama sama memutuskan untuk tidak bertemu dulu selama beberapa waktu, pembicaraan kami pada suatu malam menyebabkan keputusan itu di ambil, kami yang saat itu sama sama kelelahan mungkin belum bisa mencerna dan menerjemahkan dengan benar masalah apa yang sebenarnya terjadi, sehingga hal itu pun tercetuskan.

malam itu, saya yang kelelahan setelah pulang dari gym berharap untuk bisa tidur seperti bayi, dan pembicaraan itu seakan menghilangkan rasa kantuk saya, alhasil mata sayapun tak kuasa untuk terpejam bahkan sedetik pun...

dengan keputusan kami untuk tidak saling bertemu ini, membuat perasaan saya campur aduk, sedih, marah dan kecewa terasa sangat dominan menusuk nusuk dinding pikir saya yang mendadak kosong, saya melemah, pertahanan hati saya serasa luruh dan runtuh, ternyata saya membutuhkan dia dan takut kehilangan dia, dan sepi yang selalu saya takutkan menendang dada saya teramat keras, sesak....

keesokan harinya, saya masih memaksakan ke kantor, meskipun mata serasa bengkak akibat semalaman tidak tidur, saya berusaha tidak menangis, rasanya menyedihkan sekali jika ada setetes air mata yang jatuh karena masalah ini, malu saya kalo itu terjadi.

namun, hari itu menjadi lebih hampa dari biasanya, saya masih bisa tertawa kencang ketika diajak rekan kerja bercanda, saya masih bisa berramah tamah dengan kolega kolega saya, tapi ketika sendiri, ternyata sedih dan hampa itu kembali menimpa kepala saya yang serasa jutaan kati beratnya, masih sesak....

dan waktu 15 menit ini sudah habis.....

to be continue....

Sunday, July 22, 2012

Unwilling To Stay, Unable to Go



rasanya menjadi pikiran berbelit juga, saat saya sudah mulai merasa kurang nyaman dengan pekerjaan saya yang sekarang, passion saya dan sense of belonging  saya terhadap perusahaan ini menjadi sangat tipis, jika saya memutar balik pada saat saya pertama masuk disini, rasanya saya begitu excited dengan lingkup kerja dan suasana kerja yang sangat baru, pikiran saya teramat positif dan saya dengan senang hati mengerjakan apa yang diperintahkan atasan, bahkan saya tidak keberatan jika harus menambah jam kerja saya untuk mengerjakan hal-hal yang belum terselesaikan.

Namun kemudian semakin hari, konflik-konflik bermunculan, baik dengan atasan maupun dengan teman sedivisi, awalnya saya masih berusaha positif dengan memberikan sugesti sugesti indah seperti ”saya masih butuh belajar”, ”belum saatnya”, ”masih butuh tempaan” dan lain lain.

Dan, tempaan itu memang berhasil menjadikan saya lebih kuat dan lebih pintar, dan ditambah saya sekarang memaksakan diri saya untuk mengambil kuliah kelas malam, mengenal orang orang baru dan cara pandang yang baru, membuat saya berpikir, apakah tempaan tempaan itu memang akan terus membuat saya semakin kuat dan bersinar atau malah berpeluang membuat saya semakin gepeng dan suram?

Pikiran pikiran tidak positif semakin menghinggapi otak saya, rasanya bagai ditonjok oleh hal yang sama, sehingga rasanya saya mulai teraniaya, impactnya ya sudah pasti kualitas kerja saya menurun, saya mulai sering telat masuk kerja, dari awalnya saya sangat bersemangat dan tidak pernah telat, sekarang saya merasa buat apa saya datang tepat waktu, toh atasan atasan saya juga sering kali telat, dan buat apa saya masuk tepat waktu, dan memberi lebih, rasanya saya dapatnya kurang melulu tokh…

Beberapa teman sering bilang jika saya kurang bersyukur, coba bandingkan dengan orang orang yang kesusahan mencari kerja diluar sana dan harus berpacu dengan tuntutan kebutuhan yang tidak bisa ditunda, sedang kan saya, dari segi pemasukan sudah lebih dari cukup, saya resapi, dan saya kembali bersemangat, tapi kembali ke kantor, menghirup aroma kantor, melihat wajah atasan, menatap progress target dan sistem kerja, membuat saya kembali mual dan muak.

Saya jenuh, jenuh sekali, semangat di pembuluh nadi saya sudah sedemikiannya menipis sehingga sumpah serapah dan keluhan seringkali terlontarkan.

Saya membaca sebuah artikel mengenai tanda tanda seseorang harus resign, mungkin akan saya coba untuk menganalisa dari artikel ini:

Mengeluh
Anda terus menerus mengeluh mengenai pekerjaan. Setiap ada kesempatan, bahkan kepada rekan sekantor yang tidak terlalu akrab, Anda sering berkata betapa menyebalkan dan melelahkannya pekerjaan Anda.

Ya, saya menjadi senang mengeluh, melakukan pekerjaan sesuka hati dan pekerjaan saya walaupun tidak melelahkan, tapi teramat sangat menyebalkan… hari gini, mana mau saya disuruh pulang telat,

Kusut
Wajah segar, rambut menawan, dan pakaian rapi tak pernah lagi terlihat. Anda kerap datang ke kantor dengan wajah yang lesu & penampilan yang kusut. Ini bisa jadi tanda betapa pekerjaan telah membuat Anda tak bahagia.

Sangat kusut, muka saya ditekuk setiap pagi saya memasuki kantor, bahkan saya sering lupa untuk merapikan rambut, saya tidak peduli penampilan saya

Hilang Konsentrasi
Di tengah-tengah rapat penting Anda asyik menghayal. Bukannya mengerjakan pekerjaan yang sudah dekat deadline, Anda malah seru ngerumpi dengan teman.

Bahkan ketika meeting internal, saya merasa tidak nyaman, rasanya seperti diadili,

Mandek
Selama bertahun-tahun, Anda terus melakukan pekerjaan yang sama. Kemampuan Anda yang luar biasa tidak dimanfaatkan oleh perusahaan dengan maksimal. Jika merasa ada tempat yang bisa mengakomodir kemampuan Anda, sudah waktunya untuk resign.

Yang ini sudah pasti.... saya punya banyak bakat, dan disini saya tidak bisa memanfaatkan bakat saya...

Cari Kerja
Waktu di kantor biasanya dihabiskan untuk browsing situs pencarian kerja. Anda juga sering mengirim email lamaran kerja. Kalau sudah begini, lebih baik mantapkan diri untuk pindah. Karena di kantor yang sekarang, Anda sudah tak produktif bekerja.

Selama 1,5 tahun lebih saya disini, saya sudah ikut interview pekerjaan lebih dari 5 kali... semua peluang saya sambar, bahkan saya sekarang sedang menanti tahap lanjutan interview,

Bertikai
Berselisih paham dengan rekan kerja adalah hal yang biasa. Tapi jika terus menerus bertikai sampai membuat Anda kehilangan kontrol dan mengganggu konsentrasi kerja, Anda bisa mulai mencari-cari tempat kerja yang lebih menyenangkan.

Saya sudah teramat sering menahan perasaan saya, berusaha tersenyum didepan dia sedangkan rasanya ingin saya injak injak muka dia, konflik-konflik lain juga mulai bermunculan dengan teman sejawat, dan saya mulai mengerti jika lebih baik memiliki teman dekat yang tidak sekantor, dan membatasi pergaulan di kantor sebatas teman kerja, ketika ada perselisihan batas antara profesionalisme dan kepentingan perasaan pribadi menjadi berbenturan.... noted



Dari semua tanda tanda tersebut sebenarnya saya memang sudah sangat tidak nyaman berada disini, namun kembali ke keadaan, saya masih harus bersabar, saya tidak boleh langsung pergi dengan tidak ada tujuan yang sudah pasti. Semua tindakan harus saya pikirkan dalam keadaan yang tenang dan tidak dalam keadaan emosi yang tinggi.

dan satu hal yang pasti, saya tinggal menghitung waktu berada disini...




Pranala luar:

Tuesday, July 17, 2012

What am I to you?


Ini sakit.... Rasanya sakit, teramat sakit... Saya yakin, semua manusia memang memiliki kodrat sebagai mahkluk yang monogamis, yang namanya hati cuma ada satu, mustahil dikoyak dan dan dibagi-pecahkan menjadi beberapa bagian sama rata...

Saat saya menikmati waktu berdua dengan dia, menatap wajahnya sepuasnya, menggenggam tangannya dan merengkuhnya kedalam pelukan saya, tiba tiba HPnya berdering... Ah, dari pacarnya...

Untuk setengah jam kemudian saya berusaha memusatkan fokus saya di BB saya, mengajak beberapa teman sekaligus yang bisa saya ajak untuk bercakap cakap, setidaknya saya berusaha sibuk dan mencoba untuk tidak mendengarkan apa yag dia bicarakan dengan seseorang disana...

Dan saya merasa tidak ada... Tidak ada harganya...

Dan mereka saling menelepon selama setengah jam lebih...

Waktu berjalan teramat lambat, dada saya sesak, bergemuruh dan ekspresi muka saya membatu...

Ternyata ini sakit...

Saya berusaha dengan teramat keras untuk tidak meledak, emosi rasanya sudah sangat menggumpal semakin lebar memenuhi pembuluh darah saya dari ujung kaki hingga ujung rambut.

Walaupun dia masih memegang pundak saya dengan lembut saat menelepon... Dia masih mengusap rambut saya... Belum bisa meredakan rasa sakit yang bergema di ruang otak saya yang tiba tiba kosong....

Dia masih berbicara sangat mesra dengan lelaki itu... Dan menghadiahinya dengan ciuman jarak jauh yang hangat..

Bukan seperti ini.... Saya tidak mau seperti ini, saya mau dia seutuhnya, bukan untuk dibagi, dengan orang itu, maupun yg lainnya...

Pikir saya berontak, semuanya semakin blur... Saya bingung, siapa yang salah? Siapa yang sebenarnya jahat? Dia? Pacarnya? Atau saya?

Malam ini seharusnya bisa kita lewatkan dengan hangat... Tapi berubah menjadi sangat dingin...

Setelah setengah jam yang teramat panjang, akhirnya mereka menyudahi pembicaraannya...

Dia menatap saya dalam, memohon maaf... Ekspresi saya masih membatu, bukan saya jika bisa menyembunyikan perasaan, aura wajah saya sangat berbicara....

Dengan bergetar, saya berbisik... Saya mengajukan perjanjian kepadanya...
Jika sedang bersama saya, saya tidak mau mendengar dia menyebut nama lelaki itu, menceritakan hal se kecil apapun tentang dia... Dan jika sedang bersama dia saya tidak mau dia menghiraukan dan mengangkat telepon yg masuk dari lelaki itu...

Saya sudah siap untuk meninggalkan dia saat itu juga jika perjanjian ini tidak dia setujui...

Saya sudah siap meledak...

Dan dia setuju... Dia sepakat untuk mencoba...

Dan malam ini tidak sehangat seharusnya....

Monday, July 16, 2012

Saya belum berani meninggalkan dia....


Kadang yang namanya –ehem- cinta enggak pakai otak ya, dunia dan pola pikir saya seakan upside down serasa lupa akan semua prinsip yang dulu saya pegang teguh, dan harga diri pun serasa diobral semurah mungkin.

Walaupun sebenarnya saya masih bingung dengan definisi sebenarnya dari rasa yang belakangan menjajah hati dan pemikiran saya, tapi semua teori akan proses menuju cerita cinta yang happily ever after rasanya luluh lantak.

Saat ini saya menjalani suatu hubungan yang sebenarnya enggak banget, dibilang tanpa status tapi kita udah lebih dari sayang-sayangan, dibilang ada komitmen, tapi sebenarnya –ehem- dia masih ada pacar....

Lucu jadinya, saya dulu menistakan untuk jadi selingkuhan, tapi untuk yang satu ini, rasanya saya mulai ke tahap ‘membutuhkan’ sehingga entah kenapa, pemikiran saya menjadi permisif dengan hubungan ini, walau dia bilang bahwa dalam beberapa bulan kedepan dia akan –mungkin- putus dengan pacarnya, tapi tetap saja kan, saya adalah selingkuhan dia? Yang dilihat dari sisi manapun tetap saja bukan hal yang bisa ditolerir, jika diibaratkanmah saya serasa jadi Raul Lemos diantara KD dan Anang...

Tapi untuk yang satu ini, rasanya lain, dia seakan dengan gampangnya mendobrak semua pintu hati saya, bahkan untuk pintu ruangan yang dari dulu sudah saya gembok dengan teramat sangat erat. 

Bahkan pada awalnya saya dengan dia Cuma berniat untuk have fun, seakan saling mengisi kesepian yang –pada saat itu- sama sama kompak sedang kesepian. Namun semakin kesini malah kita yang dihave-funkan  sama perasaan kita masing masing

Padahal kami sama sama berpendidikan tinggi dan cukup pintar untuk mengerti kalau tidak akan ada happy ending yang menunggu di depan sana. Dan sayapun bersikap ‘ya_sudahlah_jalani_saja’,

Saya juga bukannya senang-senang saja menjadi tokoh antagonis diantara dia dan pacar-resmi- nya, kadang saya juga takut karma, bagaimana jika suatu saat hal yang sama terjadi pada saya? Sungguh sakitnya teramat sangat tentunya. Tapi.... rasa ini terlalu indah, bagai ekstasi yang sangat melenakan...

Saya juga harus menahan pahit dan perih tak terkira ketika saya harus dihadapkan saat saat dimana dia menceritakan pacarnya, bagaimana labilnya pacarnya, bagaimana gemesin pacarnya, seberapa lucu tingkah laku pacarnya, dan bla bla bla  lainnya, sungguh saya ingin marah, rasanya perasaan saya seperti disayat sayat bambu tajam ketika dia menceritakan tentang dia, walaupun tidak membanding-bandingkan, tapi serasa ditusuk galah yang runcing tepat ke ulu hati dengan menyadari bahwa saya bukanlah satu-satunya, saya bukan prioritas, saya bukan siapa-siapanya resmi dia...

Saya ingin teriak rasanya, “please, don’t ever mention his name in front of me again”.

saya ingin marah, tapi siapa saya?

Beberapa kali saya bertanya “kamu sayang aku enggak?”, dan dia menjawab dengan terbata dan ambigu, saya menjadi demanding person secara instant, sebenarnya, saya ingin diakui.... saya tidak mau seperti ini selamanya, saya ingin memperkenalkan dia ke seluruh dunia, biar semua orang tahu jika saya ada yang sudah berhasil menaklukkan... bukan seperti ini...

Saat saya menulis ini, sms masuk, dan dari dia...

Entah kapan bisa bertahan seperti ini, semuanya tidak pasti, ritme hidup saya pun mendadak chaos dengan adanya dia,

Sebenarnya simple, demi kebaikan saya dan dia dan pacarnya-yang sekarang- mungkin memang saya yang harus memberanikan untuk mundur, saya yang harus dengan suka rela, karena saya toh orang asing, bukan siapa siapa kan? 

Masuk tanpa karcis berarti udah harus siap untuk ditendang keluar gerbong, saya –seharusnya-sudah tahu akan resiko itu...

Tapi....

Bahkan untuk berpikir jika saya –pasti-harus kehilangan dia, rasanya saya belum berani, dia terlalu manis untuk saya lepaskan, caranya memanggil saya, menatap saya dan memeluk saya sungguh teramat indah...

Saya belum berani meninggalkan dia....

Tuesday, July 3, 2012

Hidup saya warna warni loh....


Jika diibaratkan warna.... rasanya warni hidup saya hari ini adalah ungu yang bersemu pink, kenapa ungu? Karena ungu diibaratkan sebagai warna yang misterius dan penuh tanda tanya, itulah saya, kadang rasanya semua pikiran saya habis baterenya Cuma untuk mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan random yang muncul tiba tiba, dan dari jawaban jawaban yang saya coba untuk lontarkan malah menambah pertanyaan-pertanyaan baru yang semakin mengakar kemana mana.....

Tapi kok ada pink nya? Nah, pink itu sering disimbolkan sebagai warna yang ada hubungannya dengan cinta cintaan, kalo dibilang saya sedang jauh cinta, ah saya ndak berani terlulu berharap jauh, sehingga saya sekarang lebih milih untuk ikut dengan arus saja, go with the flow ceritanya, walaupun masih ada ajah takut takut kebawa arus dan tenggelam hahahha

Kalau bicara proses, saya kok udah agak mumet dengan yang namanya proses, memang hidup saya saya rancang dengan setting goal yang jelas dan cara cara bagai mana saya melakukan proses untuk mencapai goal goal tersebut, tapi rasanya belakangan ini proses proses itu mulai menjemukan, rasanya sedikit lelah, waktu untuk diri saya sendiri agak terabaikan, saya jadi tidak punya waktu untuk beberapa hal yang dulu sangat senang saya lakukan.

Seperti menulis ini, saya senang menulis, tapi karena settingan jadwal yang saya buat seketat mungkin malah sering terlupakan hobi saya yang satu ini.

Selain itu, karena setting goal yang agak banyak, membuat saya susah fokus di satu goal saja, perhatian saya mau tak mau akan terpecah antara kerja-kuliah-les-gym-cinta2an, dan impactnya malah hasilnya beberapa hal belum bisa maksimal, prestasi kerja saya juga menurun, dan atasan saya menilai saya terlalu banyak pikiran, sehingga kecerobohan-kecerobohan mulai sering nongol di hasil kerja saya....

Haduh apa management waktu saya belum benar ya?

Thursday, June 28, 2012

Begini loh.... Sebenarnya ....


Sebenarnya, saya ini sedang ngapain sih?

Dulu sering berpikir, “asik juga kalo punya teman yang bisa diajak senang dan tanpa komitmen seru-seruan aja”, ujung ujungnya kok malah begini ya?

Dulu saya sering bilang sama diri saya sendiri “jangan sekali-kali main hati, sekali jatuh, sakitnya gak ketulungan”, dan berhasil loh, walau Cuma beberapa tahun saja, rasanya tahun tahun yang bebas, tapi kesepian... iyalah, saya juga manusia yang memang tidak seharusnya menggelandang dan menggelinding kesana kemari sendirian, enggak enak loh makan dan minum di tempat secozy apapun tapi sendirian, kesepian itu enggak enak..... percayalah....

Tapi untuk punya ‘teman’ dengan berazas kan komitmen ini itu, rasanya saya juga agak segan ya, kadang suka males dengan tegur-sapa kurang penting semacam “hai, udah makan? Sedang sama siapa? Lagi apa?” apalagi kalau sudah terselip kalimat “jangan ini.... jangan itu.... mendingan ini.... tapi lebih baik itu.... ya udah aku Cuma kasih saran, bla bla bla....” rasanya kok ‘ringan’ banget untuk seorang saya yang –sering-gak suka yang ringan-ringan.

Dulu, saya sampai teramat sangat malas untuk mengangkat telepon dari seseorang, karena ya saya tahu jika yang akan dibicarakan ya seperti itu tadi.... rasanya lebih menyenangkan tidur saja, dan mengirim SMS “maaf ketiduran” beberapa jam kemudian....

Kemudian beberapa tahun kemudian(eh enggak sampai 1tahun dink), rasanya semuanya jumpalitan, semuanya jungkir balik dan upside-down, beneran loh, yang namanya rasa kesepian itu sangat sangat enggak enak, lama lama kok kangen juga dengan hal hal ringan macam kalimat “hai, udah makan? Sedang sama siapa? Lagi apa?”.

Dan tercetuslah pemikiran yang aneh, daripada berkomitmen untuk serius seriusan, mungkin seru juga jika saya mencari seseorang yang bisa diajak seru seruan tapi tanpa ada ikatan yang mengharuskan adanya rutinitas ‘ringan’ atau pengakuan yang ribet segala macam, setidaknya dia bisa membuat saya enggak dihantuin oleh kesepian yang mengerikan itu loh....

Nah, sayangnya, ini hati memang enggak bisa diajak main main, maunya yang serius-serius, diajak main main sedikit, si-hati ini malah memberontak dan meronta ronta, awalnya mungkin menyenangkan dan ‘seru’, lama lama, semua batasan seru dan senang itu perlahan bias, tiba tiba ajah si Hati ini nyindir sambil nyepet tak terkira :
“trus mau sampai kapan ampe begini? Capek loh gue, gini gini doank mah bisa ama siapa ajah, gak butuh yang lebih spesial lagi? Apa gak bosen?”
JLEBB..... rasanya ketusuk langsung dari pantat tembus ke ubun-ubun(hiperbolism parah).....

Iya juga ya.....

Sekarang saya jadi bingung, mau dikemanakan nih sebenarnya? Trus lagunya si Marcel yang judulnya “mau dibawa kemana” itu sekarang jadinya macam lagu terdalam sedunia, padahal sebelumnya lagu itu masuk lagu yang ‘enggak banget’ buat saya.

Wednesday, June 27, 2012

Ceritanya.... ada Cerita.....


Belakangan ini, saya sering sekali membaca cerita cerita cinta yang saya baca secara online di suatu situs, padahal saya adalah seseorang yang sangat malas dengan cerita cerita romantis macam itu, tapi beberapa penulis disana benar benar menyajikan cerita cerita yang sangat bagus, sangat baik dari segi cerita dan penulisan, sehingga saya pun serasa tertarik kedalam cerita cerita tersebut.

Di satu sisi.... dengan membaca cerita cerita itu, membuat saya enggak Pede, cerita cerita itu begitu kerennya sampai saya yang merasa punya bakat nulis, jadi otomatis merasa gak bisa apa apa, hampir semua penulis ‘keren’ itu adalah orang orang yang memang bukan penulis, mereka kebanyakan memang bisa menulis dan senang menulis di waktu senggang mereka(sambil curhat tentunya) dan meng-upload karya mereka ke situs tersebut untuk mendapatkan feedback dan apresiasi sekedarnya dari para pembaca yang membaca mereka secara gratis. Apalah saya ini dibanding mereka, yang jiwa menulisnya hanya muncul senin-kamis dan sering malas untuk sekedar menulis sepatah atau dua patah kata saja setiap hari..... serasa bukan siapa siapa apabila dibandingkan dengan mereka ini yang mendedikasikan waktu luangnya untuk terus meng-update cerita di thread mereka dan konsisten sampai cerita tersebut berakhir.

Di sisi yang lain, ya.... untuk beberapa cerita tersebut, saya tenggelam kedalam cerita tersebut, saya serasa ikut merasakan akan apa yang dirasakan si pencerita, saat si tokoh tersebut senang dan sumrigah, saya bisa ikut ikutan nyengir, dan saat si tokoh sedih saya benar benar bisa ikut menangis, meratapi kemalangan si tokoh....

Pernah ada satu cerita, rasanya si tokoh utama begitu menyatunya ke dalam diri saya, sampai saya bisa dengan jelas membayangkan perasaan si tokoh tersebut, dan ditambah latar cerita di kota yang sangat saya kenal, jadilah saya kelelep teramat sangat dalam cerita itu, si penulis berhasil membuat saya ikut terombang ambing di kegalauan si tokoh dan juga ikut tersipu sipu saat si tokoh tersanjung, sampai sampai saya bergadang membaca cerita tersebut dan hasilnya saya berangkat kerja dengan ekspresi wajah bak orang tergalau sedunia.....karena kebetulan ceritanya bersambung dengan galau....

Namun sayang.... cerita beratus ratus halaman tersebut semakin kesini semakin tidak berujung, semacam Sinetron Tersanjung atau Cinta Fitri yang bisa bermusim musim ceritanya, dan rasanya saya patah hati, saya berharap cerita itu berujung dengan indah, tapi ternyata ujungnya sangat berbelit belit dan bertele tele, si A mati eh muncul si B, si B mati eh si A balik lagi tapi amnesia bla bla bla .... ah saya lelah berharap, sebelum saya makin kecewa...hei cerita... i’m sorry good bye deh.... #berlinangAirMata

Sebenarnya.... saya ingin seperti di cerita cerita itu, sebagain dari cerita itu bahkan adalah cerita nyata yang ditulis kembali.... kenapa saya belum pernah merasakan indahnya kisah cinta macam di cerita itu? Saya pengen loh sebenarnya dibuat tersipu-sipu sampai kejang seharian, saya pengen loh sebenarnya dibuai buai sama rayuan gombal nan murah, saya pengen loh sebenarnya spent a super romantic night sama orang yang saya suka....

Pertanyaannya: ya cari donk can....!!! usaha!!!

Rasanya ngenes banget kalo saya bilang kalo saya tuh sebegitu enggak lakunya.... toh muka saya juga gak jelek-jelek amat, gak matere, berpenghasilan, berpendidikan dan cukup supel, kalo kata teman teman saya “apa sih yang kamu takutkan?” dan pertanyaan super duper klasik sedunia pun kembali nongol : “kok lo masih jomlo juga siiiih???”

Mungkin..... (ini masih ‘mungkin’ loh, belum ‘pasti’) saya memang pengen merasakan cerita indah, tapi setiap cerita, kan enggak selalu indah, pasti ada sedihnya, ada getirnya, ada galaunya..... saya kadang terlalu takut untuk menempuh resiko resiko itu, saya jadi terlalu melindungi diri saya, dan dari pengalaman saya belakangan, saya selalu memaksa perasaan saya untuk tidak terlalu berharap dan tetap realistis, semuanya harus tetap ada landasan pikirnya....

Dan.... tulisan saya di paragraf atas terlalu muluk ternyata buat saya.... kadang semuanya memang gak harus berlandaskan pikir, saya kadang bisa melakukan hal hal yang tak ber-otak dan bodoh.... entahlah.... dunia saya belakangan serasa jungkir balik.....

Jadi.... cerita tetaplah cerita, semua cerita pasti ada ending nya, entah itu happy ending  atau bahkan sad ending... saat ini saya hidup di sebuah cerita juga, cerita tentang saya dan orang orang disekitar saya, mungkin belum saatnya saya dapat giliran cerita cinta yang super syahdu macam di cerita cerita sebelumnya yang saya baca.

Karena itu, saya masih menunggu.....

Judulnya apa ya? ah random sajah


Hmmm..... kalo boleh sedikit (bacaà banyak) curhat di blog saya ini, rasanya hidup saya sedang di tengah jalan yang gersang dan berliku(hadeuh)...

Kenapa gersang? Karena rasanya kering kerontang, dan haus tak terkira, haus akan sesuatu yang bahkan saya sendiri pun enggak tahu apa yang dimaksud dengan ‘sesuatu’ itu, haus akan ‘cinta’, ah rasanya udah terlalu eneg sama kata itu, jadi saya jarang banget memakai kata kata semacam itu di semua tulisan saya.... hahaha, bahkan tertawa ini rasanya kering....

Terus, kenapa berliku? Hmmm..... mungkin bukan hidup namanya jika tiap hari saya dihadapkan pada perjalanan yang lurus lurus saja, heheheh.... jadi untu ‘berliku-liku’ ini sepertinya hal yang sangat common ya? Gak pantes juga kalo saya malah memaki maki jalan hidup saya yang ‘berliku-liku’ ini, toh semua langkah saya, arah jalan saya adalah hasil dari tindakan dan pilihan saya, ya kalo ada yang ‘nyasar’ atau ‘jatuh’ sih ya salah saya juga kan.....

Trus gimana dong? Apa saya akhiri saja hidup saya? Hahahha..... gak bakalan ada kalimat macam itu di skenario hidup saya..... segersang gersangnya dan se berliku-berliku nya hidup saya, yang namanya hidup sih ya tetap harus dihargai, Allah udah ngasih hidup ini, Cuma Dia yang punya hak buat hidup saya, gak ada yang lain, bahkan saya sendiripun gak berhak

Tulisan yang paling gak jelas ya?

Yah begitulah.....

Friday, January 13, 2012

Balada Mahasiswa Tingkat Akhir -Mengenang Masa Lalu-

Jaman Jaman masih mahasiswa memang jaman penuh cerita, apalagi ketika sudah dengan cerita mengenai tugas akhir dan sensasi-sensasinya, di suatu forum di kaskus, gw menemukan suatu thread tentang mahasiswa tingkat akhir, langsung gw copy dan ni versi gw..... pas jadi mahasiswa tingkat akhir....

1. Rajin ke Perpustakaan
pengalaman gw adalah, ke perpustakaan, trus ngeborong buku buku referensi yang segede gaban, mojok di spot tersembunyi.... belajar bentar..... sisanya tidur....

2. Rajin Searching
kalo itu pasti, tapi sayangnya,karena skripsi gw bisa dibilang ilmu yang baru di indonesia dan salah satu perintisnya adalah dosen pembimbing gw maka sumber sumber di internet gak bisa diandalkan..... dan jadinya gw malah ngaskus tentunya.....


3. Rajin beli kertas & tinta
pada saat skripsi dikejar deadline udah gak keitung berapa rim kertas dan tinta yang gw beli, printer sampai punya 2 dan, sehari sebelum sidang, dua2nya eror..... esmosi... esmosi....

4. Begadang
bergadang jadi rutinitas deh, proses pengolahan data gw bener bener makan waktu yang sangat banyak, apalagi pas ada yang salah, nyari kesalahannya bisa bikin kepala pecah.... jaman jaman itu rasanya kayak drakula, mata cekung gara gara bergadang hampir tiap hari dan besoknya janji bimbingan pagi pagi....

5. Makan ga teratur
kalo bimbingan, gw bisa dari pagi ampe malam, karena duit cekak gw nyari makan yang murah enak dan banyak, artinya makan sekali di rapel buat seharian.... saking cekaknya gw bagi makan seporsi buat 2 kali makan.... ngenes yah

6. Duit cekak
oh itu pasti.... pas udah mepet mepet terakhir, ortu gw marah ke gw karena gak lulus lulus, dan menyetop subsidi uang bulanan gw, gw ampe kerja di rumah sepupu gw jadi tukang anter anter barang, lumayan makan dan tidur gratis.... tapi ya sedih ajah.....

7. Nunggu Dosen Ampe Kering
gw pernah.... janjian jam 9 pagi untuk bimbingan.... dan gw tungggu... tunggu dan tunggu.... akhirnya gw bimbingan juga, jam 8 pagi.... keesokan harinya, ampe nginep gitu dirumah dosen..... seru sih

8. Riset gagal
entah berapa kali gw ganti judul, ganti metode dan ganti data, bahkan 3 hari sebelum sidang gw masih ganti data dan ngulangin perhitungan dari awal

9. D.O.W.N
sangat Down.... ortu nyuekin gw gara gara gw telat sidang 3 bulan.... rasanya sendirian, gak dikasih uang bulanan, kerja jadi kuli anter barang buat makan.... tapi down gw cuma 2 mingguan paling.... akhirnya gw lulus juga

10. Emosi Gak Stabil
sangat gak stabil, dosen pembimbing, senior bahkan ortu kayak nonjok gw keroyokan, nangis...? sempet... down....? banget.... tapi emang itu ujian berat bgt, karena pas gw lulus, rasanya semuanya terbayarkan....




dan YAY!!! akhirnya gw lulus.... dan itu sudah berlalu 3 tahun yang lalu, dan sensasinya masih sangat terrasa sampai sekarang..... dan sekarang, gw jadi mahasiswa lagi..... (entah harus senang apa deg-degan)

Tuesday, January 10, 2012

when migrainous monstrous attacked

hey there.... it's been a while ya....

umm.... I’d like to describe my updated condition, just picturing a piece of paper, filled with a bunch of chaotic sentences and words, so mess up....

so many things to do this years, and I haven’t taken a piece of first step yet….

And now, a migraine is suddenly attack me hahahha….

A mixed of sadness, loneliness and hungry just make it worst

Am I complaining? Am I whining? Ah hell yeah…. Too tired of somebody who ask me to be strong all the time…. I’m not always strong anyway….

Anyway, my big things to do in 2012 would be:

- go to Singapore

- starting to do my thesis

- ah darn it…. Let it flow would ya’