Tuesday, July 17, 2012

What am I to you?


Ini sakit.... Rasanya sakit, teramat sakit... Saya yakin, semua manusia memang memiliki kodrat sebagai mahkluk yang monogamis, yang namanya hati cuma ada satu, mustahil dikoyak dan dan dibagi-pecahkan menjadi beberapa bagian sama rata...

Saat saya menikmati waktu berdua dengan dia, menatap wajahnya sepuasnya, menggenggam tangannya dan merengkuhnya kedalam pelukan saya, tiba tiba HPnya berdering... Ah, dari pacarnya...

Untuk setengah jam kemudian saya berusaha memusatkan fokus saya di BB saya, mengajak beberapa teman sekaligus yang bisa saya ajak untuk bercakap cakap, setidaknya saya berusaha sibuk dan mencoba untuk tidak mendengarkan apa yag dia bicarakan dengan seseorang disana...

Dan saya merasa tidak ada... Tidak ada harganya...

Dan mereka saling menelepon selama setengah jam lebih...

Waktu berjalan teramat lambat, dada saya sesak, bergemuruh dan ekspresi muka saya membatu...

Ternyata ini sakit...

Saya berusaha dengan teramat keras untuk tidak meledak, emosi rasanya sudah sangat menggumpal semakin lebar memenuhi pembuluh darah saya dari ujung kaki hingga ujung rambut.

Walaupun dia masih memegang pundak saya dengan lembut saat menelepon... Dia masih mengusap rambut saya... Belum bisa meredakan rasa sakit yang bergema di ruang otak saya yang tiba tiba kosong....

Dia masih berbicara sangat mesra dengan lelaki itu... Dan menghadiahinya dengan ciuman jarak jauh yang hangat..

Bukan seperti ini.... Saya tidak mau seperti ini, saya mau dia seutuhnya, bukan untuk dibagi, dengan orang itu, maupun yg lainnya...

Pikir saya berontak, semuanya semakin blur... Saya bingung, siapa yang salah? Siapa yang sebenarnya jahat? Dia? Pacarnya? Atau saya?

Malam ini seharusnya bisa kita lewatkan dengan hangat... Tapi berubah menjadi sangat dingin...

Setelah setengah jam yang teramat panjang, akhirnya mereka menyudahi pembicaraannya...

Dia menatap saya dalam, memohon maaf... Ekspresi saya masih membatu, bukan saya jika bisa menyembunyikan perasaan, aura wajah saya sangat berbicara....

Dengan bergetar, saya berbisik... Saya mengajukan perjanjian kepadanya...
Jika sedang bersama saya, saya tidak mau mendengar dia menyebut nama lelaki itu, menceritakan hal se kecil apapun tentang dia... Dan jika sedang bersama dia saya tidak mau dia menghiraukan dan mengangkat telepon yg masuk dari lelaki itu...

Saya sudah siap untuk meninggalkan dia saat itu juga jika perjanjian ini tidak dia setujui...

Saya sudah siap meledak...

Dan dia setuju... Dia sepakat untuk mencoba...

Dan malam ini tidak sehangat seharusnya....

No comments:

Post a Comment