Perjalanan dari Phuntuk sethumbu yang saya kira akan lebih
ringan ternyata tidak menjadi kenyataan, mungkin saya agak kelelahan pasca
mendaki, sehingga naffas saya masih payah saat dipaksa untuk mengayuh pedal
sepeda kembali ke hotel, namun pemandangan yang menakjubkan sepajang perjalanan
seakan menjadi penangkal kelelahan saya. Persawahan yang hijau, lembutnya kabut
pagi yang menyapu wajah saya seakan menghaau keringat di tiap helaan kaki saya
mengayuh sepeda ini.
Dan saya sempat beberapa kali berhenti untuk mngambil
beberapa foto dan sekedar mengambil sedikit nafas yang lagi lagi hampir putus.
Sekitar jam pagi
akhirnya saya sudah kembali bisa menghempaskan tubuh di ranjang empuk hotel
Lotus ini, dan setelah istirahat saya menikmati sarapan sambal menikmati
pemandangan hamparan sawah yang hijau, hidup ini memang indah ya….
Saatnya saya Check out dan melanjutkan perjalanan kembali ke
Jogja, Eric dari Lotus berbaik hati mengantarkan saya ke terminal Borobudur,
thanks loh Ric, tahu saja kalo saya lagi teller setelah hiking ke Punthuk
Setumbhu sepagian.
Dengan menggunakan bus yang sama saya pun kembali ke Yogya,
di bis saya berkealan lagi dengan orang baru, seorang ibu muda yang ‘kabur’
dari rutinitasnya di Jakarta untuk refreshing di Jakarta, dan perjalanan sejam
pun berasa sebentar dengan obrolan seru kami sepanjang perjalanan.
Karena sedang ada Perayaan di sekitaran Malioboro, maka saya
tidak bisa berhenti langsung di Malioboro melainkan harus erhenti dekat area
tugu Jogja, maka saya pun turun dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki
ke hostel saya selanjutnya yang terletak di jalan Gandekan Malioboro.
Beruntungnya saya, ketika sampai ke Malioboro sedang dimulai
pawai kirab kesenian yang masuk dalam rangkaian acara ‘Yogya Istimewa’, beragam
kelompk kesenia berpawai mempertontonkan kebisaan mereka, mulai dari grup Reog
Ponorogo sampai teater SMA yang unik, setelah sejam saya melihat pawai ini,
saya pun melanjutkan perjalanan ke Cabin Hostel yang ada di daerah malioboro
juga.
Cabin Hostel terletak di dekat daerah Malioboro, hostel yang
memang dikhususkan untuk para traveler budget seperti saya ini, tidak terlal
mahal, hanya 200 ribu/malamsudah mendapatkan kamar untuk 2 orang plus
breakfast, namun jangan berharap kamarnya besar, kamarnya kecil bener, senggol
senggolan rasanya.
Disini saya bertemu dengan travel partner pertama saya,
orang asing yang sebelumnya hanya saya kenal via socmed dan chat, agak kaget
juga ia melihat kamar hostelnya yang sekecil ini, tapi ya sudahlah, yang
penting bisa ditiduri dan nyaman kan.
No comments:
Post a Comment