Dulu sering
berpikir, “asik juga kalo punya teman yang bisa diajak senang dan tanpa
komitmen seru-seruan aja”, ujung ujungnya kok malah begini ya?
Dulu saya sering
bilang sama diri saya sendiri “jangan sekali-kali main hati, sekali jatuh,
sakitnya gak ketulungan”, dan berhasil loh, walau Cuma beberapa tahun saja,
rasanya tahun tahun yang bebas, tapi kesepian... iyalah, saya juga manusia yang
memang tidak seharusnya menggelandang dan menggelinding kesana kemari
sendirian, enggak enak loh makan dan minum di tempat secozy apapun tapi sendirian, kesepian itu enggak enak..... percayalah....
Tapi untuk punya ‘teman’
dengan berazas kan komitmen ini itu, rasanya saya juga agak segan ya, kadang
suka males dengan tegur-sapa kurang penting semacam “hai, udah makan? Sedang sama
siapa? Lagi apa?” apalagi kalau sudah terselip kalimat “jangan ini.... jangan
itu.... mendingan ini.... tapi lebih baik itu.... ya udah aku Cuma kasih saran,
bla bla bla....” rasanya kok ‘ringan’ banget untuk seorang saya yang –sering-gak
suka yang ringan-ringan.
Dulu, saya sampai
teramat sangat malas untuk mengangkat telepon dari seseorang, karena ya saya
tahu jika yang akan dibicarakan ya seperti itu tadi.... rasanya lebih
menyenangkan tidur saja, dan mengirim SMS “maaf ketiduran” beberapa jam
kemudian....
Kemudian beberapa
tahun kemudian(eh enggak sampai 1tahun dink), rasanya semuanya jumpalitan,
semuanya jungkir balik dan upside-down, beneran
loh, yang namanya rasa kesepian itu sangat sangat enggak enak, lama lama kok
kangen juga dengan hal hal ringan macam kalimat “hai, udah makan? Sedang sama
siapa? Lagi apa?”.
Dan tercetuslah
pemikiran yang aneh, daripada berkomitmen untuk serius seriusan, mungkin seru
juga jika saya mencari seseorang yang bisa diajak seru seruan tapi tanpa ada
ikatan yang mengharuskan adanya rutinitas ‘ringan’ atau pengakuan yang ribet
segala macam, setidaknya dia bisa membuat saya enggak dihantuin oleh kesepian
yang mengerikan itu loh....
Nah, sayangnya,
ini hati memang enggak bisa diajak main main, maunya yang serius-serius, diajak
main main sedikit, si-hati ini malah memberontak dan meronta ronta, awalnya
mungkin menyenangkan dan ‘seru’, lama lama, semua batasan seru dan senang itu
perlahan bias, tiba tiba ajah si Hati ini nyindir sambil nyepet tak terkira :
“trus mau sampai
kapan ampe begini? Capek loh gue, gini gini doank mah bisa ama siapa ajah, gak
butuh yang lebih spesial lagi? Apa gak bosen?”
JLEBB.....
rasanya ketusuk langsung dari pantat tembus ke ubun-ubun(hiperbolism parah).....
Iya juga ya.....
Sekarang saya
jadi bingung, mau dikemanakan nih sebenarnya? Trus lagunya si Marcel yang
judulnya “mau dibawa kemana” itu sekarang jadinya macam lagu terdalam sedunia,
padahal sebelumnya lagu itu masuk lagu yang ‘enggak banget’ buat saya.